Legend : Johan Cruyff sang entrenador


follow : @IndoCarlesPuyol
Like : Tim Puyol Indonesia

Sistem revolusioner total football yang diperkenalkan Rinus Michels berjalan sempurna di lapangan berkat keberadaan Johan Cruyff.

Kalau Rinus Michels tenar sebagai penemu total football, maka Johan Cruyff adalah eksponen alias peraga paling sahih dari gaya ofensif yang tak punya pemain outfield dengan posisi tetap itu. Tak salah jika legenda hidup Belanda satu ini dijuluki "The Total Footballer".

Dalam sistem revolusioner yang menggegerkan dunia di era 1970-an itu, di atas kertas Cruyff bermain sebagai penyerang tengah, tapi ia kerap turun jauh ke belakang atau tiba-tiba berpindah ke sisi sayap untuk membuat bingung bek lawan. Pergerakan yang mungkin lazim terlihat di sepakbola modern, tapi merupakan barang langka saat itu.


                                PROFIL JOHAN CRUYFF                 


Nama                 :   Johan Cruyff
Tanggal Lahir :   25 April 1947
Tempat Lahir  :   Amsterdam    

 
Pada masa jayanya, Cruyff dikenal memiliki kemampuan teknis, kecepatan, akselerasi, serta dribel mumpuni, dan kerap melakukan aksi-aksi mencengangkan, contohnya adalah gerakan Cruyff Turn atau phantom goalyang dilesakkannya ke gawang Atletico Madrid semasa membela Barcelona.

Namun, di atas itu semua, kualitas teristimewa dari seorang Cruyff adalah visi luas yang membuatnya dapat mencermati posisi rekan-rekan saat menyerang dan akurasi umpannya yang sangat tinggi.

Playmaker, penyedia amunisi, serta pencetak gol dalam satu paket adalah kalimat yang pas untuk menggambarkan Cruyff, dan membuatnya sinonim dengan gaya total football sendiri.

Lahir di Amsterdam pada 25 April 1947, Cruyff kecil bergabung dengan akademi Ajax di usia sepuluh tahun sebelum mencicipi penampilan di level senior untuk pertama kalinya tujuh tahun berselang, tepatnya di bulan November 1964.

Debut itu langsung ditandai sang calon bintang dengan gol, namun sayangnya De Ajacieden kala itu takluk 3-1 dari GVAV dan pada akhir musim mereka finis di urutan ke-13, terburuk sepanjang sejarah klub di era sepakbola profesional.

Keterpurukan itu toh hanya berlangsung sejenak. Pada musim berikutnya, De Godenzonen menunjuk Rinus Michels, eks pemain mereka, sebagai bos anyar. Kerja sama sang pelatih dan Cruyff langsung membuahkan trofi Eredivisie. Setahun berselang, gelar ganda liga plus KNVB Beker disabet dengan Cruyff menjadi topskor berkat koleksi 33 gol.

Kegemilangan Cruyff tak cuma di pentas lokal. Ia juga membawa Ajax merajai Eropa lewat raihan tiga gelar Piala Champions berurutan, dari 1971 hingga 1973. Titel pertama sekaligus menandai akhir kerja sama Cruyff dan Michels di Ajax lantaran sang pelatih memilih pindah ke Barcelona.

Kolaborasi ciamik dua figur ini terjalin lagi setelah Cruyff menyusul jejak sang pelatih merapat ke Camp Nou pada musim panas 1973, dan tentunya di timnas dalam perhelatan Piala Dunia 1974.

Johan Cruyff yang membuat publik bergetar
Di satu-satunya PD yang diikuti sepanjang kariernya itu, Cruyff tampil memesona dan membawa Oranje melenggang ke final, menghantam Argentina 4-0, Jerman Timur 2-0, dan Brasil 2-0 untuk bersua tuan rumah Jerman Barat di partai pamungkas.

Dalam pertarungan di Olympiastadion, Munich, gaya total football langsung berbicara di menit-menit awal. Bermula dari kick-off yang dilakukan Cruyff, skuat Belanda melakukan 13 operan sebelum bola dikembalikan kepada sang kapten, yang menusuk ke dalam kotak penalti dan dihentikan secara ilegal oleh Uli Hoeness.

Eksekusi penalti Johan Neeskens membawa Oranje memimpin di menit kedua, bahkan sebelum kubu Jerbar sempat menyentuh bola! Sayang, pada akhirnya sang tuan rumah mampu bangkit di babak kedua dan memaksa Belanda menyerah 2-1.

Raihan hanya medali runner-up tak menutupi kegemilangan Cruyff. Ia menggondol gelar Pemain Terbaik Turnamen, dan kedahsyatan total football Belanda tetap membahana ke seantero jagat.

Penerapan total football tak hanya dilakukan Cruyff lewat aksi-aksi di lapangan. Selepas mengakhiri karier profesional yang diwarnai berbagai trofi kolektif dan invididual, termasuk tiga Ballon d'Or, ia juga merengkuh sukses di dunia kepelatihan bersama Ajax dan Barcelona dengan bersandarkan pada filosofi tersebut.

Di klub yang disebut terakhir, tempatnya dipuja juga ketika merumput antara 1973 dan 1978, nama Cruyff tak hanya melegenda karena prestasi -- ia sempat menjadi entrenador tersukses sepanjang sejarah The Catalans sebelum dilampaui anak didiknya, Pep Guardiola -- tapi juga sebagai pencetus lahirnya akademi La Masia, yang mengopi sistem pembinaan Ajax, dan tentunya menanamkan unsur total football ke dalam gaya permainan klub.

Ikuti Perkembangannya di Twitter dan Halaman Facebook kami
follow twitter kami : @IndoCarlesPuyol
dan Like halaman kami di Tim Puyol Indonesia


0 komentar: